Banyaknya warga asing yang mendatangi Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) membuat perempuan di negara itu merasa tidak nyaman. Perempuan UEA, khawatir kebiasaan berpakaian seksi warga asing dapat mempengaruhi kalangan muda Negeri Kaya Minyak.
"Ketika sedang bepergian ke mal, saya melihat dua perempuan menggunakan bukan hanya celana pendek, melainkan celana dalam," ujar seorang warga Asma al-Muhairi, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (7/7/2012).
"Itu benar-benar bukan celana pendek. Saya hanya bisa melihat dan berpikir, mengapa hal ini terus terjadi? Mengapa di dalam mal? Saya melihat mereka menggunakan pakaian itu di tempat yang dipenuhi oleh keluarga dan anak-anak," imbuhnya.
Gagal membujuk pihak mal untuk mengintervensi, al-Muhairi dan beberapa perempuan UEA lainnya menggunakan Twitter sebagai media perjuangan mereka. Mereka meluncurkan kampanye UAEDressCode yang bertujuan untuk memerangi para pengunjung yang menggunakan pakaian seksi, datang ke mal.
Sementara aktivis UEA Jalah Bin Thaneya yang mendukung kampanye ini mengatakan, apa yang dilakukan oleh Asma merupakan bentuk kekhawatiran mereka terhadap kondisi negara sekarang. Bagi Thaneya, kampanye UAEDressCode adalah kekhawatiran mereka melihat tradisi Uni Emirat Arab yang mulai tergerus.
Di saat meningkatnya angka warga asing yang berkunjung ke UEA, laporan mengenai pelanggaran berpakaian di negara tersebut pun mampu meningkat. Tetapi, meski banyak dari pelanggaran itu mendapatkan hukuman, hal berbeda justru terjadi di mal.
Pihak mal di negeri itu memang memiliki kebijakan yang menyebutkan para pengunjungnya untuk tidak memperlihatkan bahu dan lututnya. Tetapi sebagian besar dari mereka, tidak mengharuskan aturan itu dipatuhi oleh para pelanggan, khususnya pelanggan asing.
sumber
"Ketika sedang bepergian ke mal, saya melihat dua perempuan menggunakan bukan hanya celana pendek, melainkan celana dalam," ujar seorang warga Asma al-Muhairi, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (7/7/2012).
"Itu benar-benar bukan celana pendek. Saya hanya bisa melihat dan berpikir, mengapa hal ini terus terjadi? Mengapa di dalam mal? Saya melihat mereka menggunakan pakaian itu di tempat yang dipenuhi oleh keluarga dan anak-anak," imbuhnya.
Gagal membujuk pihak mal untuk mengintervensi, al-Muhairi dan beberapa perempuan UEA lainnya menggunakan Twitter sebagai media perjuangan mereka. Mereka meluncurkan kampanye UAEDressCode yang bertujuan untuk memerangi para pengunjung yang menggunakan pakaian seksi, datang ke mal.
Sementara aktivis UEA Jalah Bin Thaneya yang mendukung kampanye ini mengatakan, apa yang dilakukan oleh Asma merupakan bentuk kekhawatiran mereka terhadap kondisi negara sekarang. Bagi Thaneya, kampanye UAEDressCode adalah kekhawatiran mereka melihat tradisi Uni Emirat Arab yang mulai tergerus.
Di saat meningkatnya angka warga asing yang berkunjung ke UEA, laporan mengenai pelanggaran berpakaian di negara tersebut pun mampu meningkat. Tetapi, meski banyak dari pelanggaran itu mendapatkan hukuman, hal berbeda justru terjadi di mal.
Pihak mal di negeri itu memang memiliki kebijakan yang menyebutkan para pengunjungnya untuk tidak memperlihatkan bahu dan lututnya. Tetapi sebagian besar dari mereka, tidak mengharuskan aturan itu dipatuhi oleh para pelanggan, khususnya pelanggan asing.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar